Moms and Dads, sebelum kita membahas mengenai permainan edukasi, tahukah bahwa bermain merupakan aktivitas sehari-hari yang sebenarnya sangat penting buat anak?
Melalui bermain, sebenarnya si kecil sedang belajar untuk beradaptasi dengan dunia. Bermain melatih kemampuan motorik, melatih kemampuan problem-solving, membantunya memahami bagaimana cara kerja sebuah objek, membangun kemampuan bahasa dan pemahaman konsep, memfasilitasi pemahaman dunia lewat mencoba berbagai peran, serta mempelajari regulasi diri ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai keinginannya atau situasi yang mengharuskannya mengikuti aturan. Terlebih lagi, bermain menjadi sarana Si Kecil merasakan kontrol penuh, saat ia masih perlu mendapatkan banyak pertolongan dari orang tua.
Ada banyak permainan edukasi, yang manakah sebaiknya diberikan pada anak?
Permainan edukasi pada anak usia dini sebaiknya yang membantu Si Kecil menggerakkan tubuh dan jemarinya, mencoba berbagai hal dan melatih berpikir sendiri melalui berbagai pengalaman yang mendukung pertumbuhan otak dan sosio-emosional anak. Akan lebih menarik lagi bila ada berbagai pengalaman baru yang didapat oleh Si Kecil. Pada dasarnya mainan edukasi manapun bebas dimainkan sesuka hati, akan tetapi, beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika memilih mainan Si Kecil:
Mainan edukasi yang dinikmati dan disukai oleh Si Kecil
Mainan edukasi yang mendukung perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus Si Kecil
Mainan edukasi yang dapat dimainkan dengan berbagai variasi seperti bermain pura-pura menggunakan mainan karakter (seperti boneka, figurin) dan objek yang berhubungan (seperti mobil, makanan, bangunan) untuk menambah penggunaan bahasa. Dapat juga menggunakan mainan tradisional seperti blok dan puzzle untuk mendukung perkembangan motorik halus dan kognitif serta memprediksi kemampuan spasial dan kemampuan awal matematika.
Sebaliknya, berikut mainan edukasi yang sebaiknya dihindari:
Mainan edukasi yang tak sesuai dengan perkembangan sehingga anak tidak dapat memainkannya atau terlalu mudah
Mainan edukasi yang mudah rusak dan tidak aman bagi anak, seperti bahan yang berbahaya atau tajam
Mainan edukasi yang tak ada pengembangan permainannya, yang hanya sekadar berbunyi saat ditekan, dan anak memainkan secara pasif. Permainan ini tidak mendukung interaksi dua arah dengan orang tua atau anak lain.
Sesuai dengan perkembangan sosio-emosional anak usia 2 tahunan, sebaiknya mencari permainan yang dapat menstimulasi rasa ingin mencoba & melahirkan pengalaman senang berhasil menyelesaikan sesuatu
Pada usia 1 tahun anak cenderung menyentuh, mencengkeram, melambaikan, dan melempar benda. Sedangkan pada usia 2 tahun, ketangkasan tangan dan jari sudah berkembang dan anak mampu menggenggam benda dengan baik. Anak juga mampu membedakan besar-kecil, mengklasifikasi warna dan bentuk, melakukan hal yang lebih rumit seperti menumpuk, serta membentuk dan menyatukan benda. Saat sadar akan kemampuan barunya, si kecil pun penuh rasa ingin tahu dan ingin mencoba melakukan berbagai hal sendiri.
Mainan yang baik adalah mainan yang tingkat kesulitan maupun tantangan yang diberikan sesuai dengan perkembangan anak sehingga dapat memberikan "pengalaman keberhasilan" yang tak tergantikan bagi anak. Seiring bertambahnya pengalaman sukses tersebut, maka kepercayaan diri anak akan bertumbuh. Oleh karena itu hindarilah mainan edukasi yang terlalu sulit bagi anak tanpa adanya pendampingan moms & dads.
Peran orang tua adalah mendampingi dan menstimulasi keingintahuan anak
Moms & Dads tidak perlu membeli mainan yang mahal, terkadang mainan paling sederhana adalah yang terbaik karena mereka menyediakan kesempatan bagi anak untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain. Pilihlah mainan yang dapat bertumbuh bersama anak, memfasilitasi interaksi dengan orang tua atau pengasuh, mendorong eksplorasi dan problem-solving, serta memunculkan imajinasi anak. Bila ada masalah, jangan langsung berikan solusi tapi ajak si kecil berdiskusi hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Peran terpenting Moms & Dads setelah menyediakan mainan adalah bermain bersama si kecil, karena ia dapat belajar mengenai pengalaman bahasa yang kaya dan orang tua dapat membantu menyesuaikan tingkat kesulitan dengan kemampuannya. Hal ini akan mendorong terciptanya pengalaman berhasil pada si kecil.
Ketika bermain, biarkan si kecil menginisiasi dan bermain dengan bebas tanpa arahan. Kesempatan tersebut sangat penting untuk menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berpikir anak. Jika moms & dads merasa permainannya berbeda dari biasanya, tidak apa. Cobalah memasuki dunia imajinasi anak sebagai partner bermain yang asyik dan dapat membantu ketika dibutuhkan.
Supervised by Nikita Yudharani M.Psi, Psikolog Anak dari Mentari Anakku
-------------------------------------------------------------------------------------------
Bagaimana, Moms & Dads?
Mainan edukasi intelektual yang baik bukan saja bertujuan menambah pengetahuan anak, melainkan menyajikan kesempatan anak untuk merasakan keberhasilan menyelesaikan sesuatu. Mainan edukasi Kodomo Challenge terjamin keamanannya, dengan standar tinggi yang lebih ketat dibanding standar nasional di Jepang. Selain itu, sesuai dengan perkembangan usia anak yang merupakan hasil dari penelitian jangka panjang. Selamat mencoba!
Referensi:
Healey, A., Mendelsohn, A., & Council on Early Childhood. (2019). Selecting Appropriate Toys for Young Children in the Digital Era. Pediatrics, 143(1):e20183348. DOI: https://doi.org/10.1542/peds.2018-3348.
Önder, M. (2018). Contribution of Plays and Toys to Children’s Value Education. Asian Journal of Education and Training, 4(2): 146-149. DOI: 10.20448/journal.522.2018.42.146.149.
Spencer, P. (2000). Parenting Guide to Your Toddler. New York: Ballantine Books.