Setiap anak memiliki tahapan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Proses ini dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari faktor genetik, asupan gizi, dan juga lingkungan. Ada beberapa anak yang mengalami perkembangan bahasa lebih cepat, sehingga kemampuan berbicaranya sudah melebihi anak seusianya. Namun, ada pula anak yang perkembangan motoriknya terjadi lebih cepat, maka ia pun bisa lebih dahulu berguling, duduk, atau berjalan dibandingkan anak lain.
Meskipun tahapan tumbuh kembang anak berbeda-beda, Moms dan Dads tetap harus mengetahui fase apa saja yang idealnya akan dilalui oleh anak sesuai dengan usianya. Nah, berikut ini adalah tahapan tumbuh kembang anak usia batita yang perlu Mom dan Dads ketahui.
Perkembangan Anak Usia 2 Tahun
Ketika si kecil memasuki usia 2 tahun, akan ada banyak kemampuan baru yang dapat dikuasainya. Dari sisi motorik, perkembangan anak 2 tahun dapat ditandai dengan koordinasi dan keseimbangan tubuh yang lebih baik. Hal ini bisa terlihat dari kemampuannya untuk berlari tanpa perlu lagi berpegangan atau bermain lempar bola tanpa kehilangan keseimbangan.
Perkembangan kognitif dan bahasa si kecil juga banyak meningkat di usia 2 tahun. Si kecil akan menguasai semakin banyak kosakata sederhana (bisa mencapai 50 kata) dan mulai merangkai setidaknya 2 kata menjadi kalimat sederhana, sehingga lebih mudah untuk mengemukakan keinginannya. Pada usia ini, anak juga sudah mulai mengetahui nama-nama anggota keluarga serta mampu menjawab ketika ditanya.
Sementara untuk perkembangan emosi dan sosial, perkembangan anak 2 tahun ditandai dengan kemampuannya untuk mulai bisa mengungkapkan emosi secara bertahap. Namun, keterbatasan anak untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan terkadang membuatnya frustasi. Akhirnya, Moms dan Dads akan sering menghadapi kondisi tantrum pada si kecil. Tantrum pada anak usia 2 tahun sebaiknya segera ditangani dengan tepat. Karena jika Moms dan Dads membiarkannya, fase tantrumnya dapat berjalan jauh lebih lama dan perkembangan emosinya menjadi kurang matang.
Selain itu, anak berusia 2 tahun akan sangat suka meniru perilaku orang yang lebih tua darinya, mulai dari gestur tubuh, cara berjalan, bahkan perkataan. Karena itu, Moms dan Dads harus lebih berhati-hati ketika bersikap dan lebih selektif memilih lingkungan bermain untuk si kecil. Jangan sampai si kecil menirukan ucapan atau perbuatan yang tidak semestinya ia lakukan.
Perkembangan Anak Usia 3 Tahun
Memasuki usia 3 tahun, pertumbuhan anak terjadi semakin pesat. Dari segi motorik, anak usia 3 tahun sudah menunjukkan kemampuan koordinasi yang lebih matang. Si kecil tidak akan lagi kesulitan menggenggam benda-benda kecil, membuka halaman buku, dan menyusun balok mainannya. Bahkan, perkembangan anak 3 tahun juga mulai ditunjukkan dengan kemampuan memakai dan melepas pakaian tanpa bantuan Moms dan Dads.
Sementara dalam perkembangan kognitif, anak berusia 3 tahun akan mulai memahami hukum sebab akibat. Misalnya, ketika si kecil menjatuhkan mainan, maka akan terdengar suara nyaring. Dalam tahap perkembangan anak 3 tahun, si kecil juga akan mulai mengerti konsep waktu sederhana. Misalnya, ketika Moms dan Dads mengatakan akan pergi ke kantor besok, maka si kecil pun mulai mengetahui maksudnya. Dalam perkembangan bahasa, si kecil akan semakin banyak menguasai kosakata baru. Ia juga mulai mengerti kapan saatnya menggunakan kata ganti orang seperti "kamu" dan "aku".
Secara emosional, anak yang dilatih untuk mengungkapkan perasaannya secara verbal, akan lebih mudah mengungkapkan perasaan dan keinginannya kepada Moms dan Dads. Kemampuan ini akhirnya mempengaruhi sikap tantrum-nya yang perlahan mulai berkurang. Anak dalam masa perkembangan di usia 3 tahun juga sudah bisa memahami konsep kepemilikan. Artinya, ia akan mulai tahu apakah mainan itu miliknya atau milik temannya. Dalam masa ini, ada baiknya Moms dan Dads juga mengajarkan anak tentang konsep berbagi.
Itu dia beberapa tahap tumbuh kembang anak yang akan dialami ketika si kecil berusia 2 dan 3 tahun. Meskipun terdapat fase ideal dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tapi setiap anak akan melalui proses yang berbeda-beda. Jadi, sebaiknya Moms dan Dads jangan terlalu membandingkan dan memaksakan kemampuan si kecil jika belum bisa melakukan hal yang sama dengan batita lain. Apabila Moms dan Dads merasa ragu dengan perkembangan anak, cobalah bertanya atau berkonsultasi dengan ahli, seperti dokter atau psikolog anak.
Image source: https://www.youngparents.com.sg
(Supervised by: Rumah Dandelion)